Sindo Weekly Magazine

Banner Top
  • Home
  • Indonesia
      • Indonesia   ›
      • Educare   ›
      • Insight   ›

      Peluncuran Buku Perpustakaan Nasional RI : Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan

      6 Desember 2019

      Pembukaan Museum Etnografi Andalas: Bumi Seribu Arwah

      5 Desember 2019

      Wagub Emil Dambakan Perpustakan Terbuka Untuk Ruang Kolaborasi

      4 Desember 2019

      Peer Learning Meeting Nasional Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

      4 Desember 2019

      Aplikasi Lokal di Tengah Panggung Internasional

      Edisi No. 38 Tahun VIII

      Menjamur karena Bisnis Digital Naik Daun

      Edisi No. 38 Tahun VIII

      Link Pendidikan-Industri yang Tak Match

      Edisi No. 36 Tahun VIII

      Cita Rasa SDM Masa Depan

      Edisi No. 36 Tahun VIII

      Inovasi Anak Negeri bagi Difabel

      Edisi No. 38 Tahun VI

      Aksesibilitas untuk Difabel

      Edisi No. 38 Tahun VI

      Betonisasi dan Banjir

      Edisi No. 52 Tahun V

      Status Galau Basuki

      Edisi No. 52 Tahun V

  • Business
      • Business   ›
      • Property   ›
      • Autonomy   ›

      Siapkan Liburan dengan Portable Massager dari Advance

      6 Desember 2019

      QL Cosmetic Sukses Helat Grand Final Make Up Competition 2019

      5 Desember 2019

      Telkomsel Akan Gelar The NextDev Summit 2019

      4 Desember 2019

      Mendongkrak Optimisme Pencari Kerja

      Edisi No. 39 Tahun VIII

      Kerjasama Vasanta dan Mitsubishi Corporation Hadirkan Chihana

      22 Oktober 2019

      Saat yang Tepat untuk Merambah Bogor

      17 Sepember 2019

      Manhattan, Hunian yang Modern dan Artistik

      6 Mei 2019

      Tommy Gandeng Bin Zayed Group Bangun 1 Juta Rumah

      12 April 2019

      Suhu Panas Jangan Dianggap Biasa

      Edisi No. 36 Tahun VIII

      Garap Desa, Hasilkan Uang Miliaran

      Edisi No. 35 Tahun VIII

      Stunting Masih Mengkhawatirkan

      Edisi No. 34 Tahun VIII

      Kembali ke Wamena

      Edisi No. 33 Tahun VIII

  • Lifestyle
      • Health   ›
      • Rendezvous   ›
      • People   ›
      • Travelling   ›
      • News Maker   ›
      • Lifestyle   ›

      Bahaya Meremehkan Vitiligo

      Edisi No. 39 Tahun VIII

      Awas, Ada Penyakit Kulit yang Mematikan!

      Edisi No. 39 Tahun VIII

      Depresinya yang Berbahaya

      Edisi No. 39 Tahun VIII

      Indonesia Masih Kekurangan Sanitasi

      Edisi No. 39 Tahun VIII

      Para Seniman Kuliner Terbaik Jakarta

      Edisi No. 32 Tahun VII

      Ketika Nada Dialunkan dalam Adonan Kue

      Edisi No. 10 Tahun VII

      Golden Tulip Passer Baroe, Akomodasi Baru di Pusat Jakarta

      13 Maret 2018

      Sulitnya Menggusur Raksasa

      16 Januari 2017

      Prisia Nasution. Peduli Penderita ODGJ

      Edisi No. 37 Tahun VIII

      Annisa Putri Ayudya. Rambah TV Internasional

      Edisi No. 36 Tahun VIII

      Dian Sastrowardoyo. Peduli Dunia Pendidikan

      Edisi No. 35 Tahun VIII

      Ayu Ting Ting. Wudu Tips Tetap Cantik

      Edisi No. 33 Tahun VIII

      Terang Bambu-Bambu Mentawai

      Edisi No. 30 Tahun VIII

      Mentawai dalam Perspektif Wisata Budaya

      Edisi No. 30 Tahun VIII

      Ada Makna di Setiap Momen

      Edisi No. 13-14 Tahun VIII

      Uniknya Lebaran di Indonesia

      Edisi No. 13-14 Tahun VIII

      Tak Takut Lagi Beli Motor Bekas Online

      Edisi No. 48 Tahun VII

      Excelsior

      Edisi No. 38 Tahun VII

      Dari Pinggir Hutan Menuju Redbull Arena

      Edisi No. 33 Tahun VI

      Para Games, Berprestasi dengan Fasilitas Seadanya

      Edisi No. 33 Tahun VI

      Gim Lokal Butuh Panggung

      Edisi No. 38 Tahun VIII

      Gengsi Aplikasi Anak Negeri

      Edisi No. 38 Tahun VIII

      Ekspresif Penuh Warna

      Edisi No. 34 Tahun VIII

      Smart Living, Smart Home!

      Edisi No. 33 Tahun VIII

  • Crime
      • Case   ›
      • Crime   ›
      • Chronicle   ›

      Jalan Kaki dari Indramayu, Seorang Warga Mengadu di Istana

      15 Oktober 2018

      Warga Minta Rumah Sakit yang Disita KPK Dibuka

      8 Agustus 2018

      Jalan Kaki dari Indramayu ke KPK Menuntut Keadilan

      7 Agustus 2018

      Jalan Kaki ke KPK, Warga Indramayu Tuntut Kasus Gratifikasi Bupati Diusut

      3 Agustus 2018

      Perundungan Berujung Tragis di Negeri Seberang

      Edisi No. 21 Tahun VI

      Jangan Menghakimi Perundung

      Edisi No. 21 Tahun VI

      Merundung, Bagian dari Budaya Kita?

      Edisi No. 21 Tahun VI

      Menyoal Transparansi Donasi Masyarakat

      20 Februari 2017

  • Sport
      • Sport   ›

      Sejarah Berulang

      Edisi No. 37 Tahun VIII

      Balada Mimpi Tuan Rumah Piala Dunia

      Edisi No. 36 Tahun VIII

      Edgar Xavier Marvelo Sang Juara

      Edisi No. 35 Tahun VIII

      Virgil van Dijk. Benteng Tangguh dari Breda

      Edisi No. 28 Tahun VIII

  • Techno
      • Gadget   ›
      • Automotive   ›
      • Science   ›

      Ponsel Empat Kamera Dari Memindai hingga Efek 3D

      Edisi No. 35 Tahun VIII

      Ruter Nirkabel untuk Internet Sehat

      Edisi No. 33 Tahun VIII

      Cara Canggih Memantau Aktivitas Anak

      Edisi No. 28 Tahun VIII

      Drone Transformer yang Terinspirasi Serangga

      Edisi No. 23 Tahun VII

      Intersport World Stage Sukses Pukau Penonton Dengan Driftaiment

      3 Desember 2019

      Intersport World Stage 2019 Siap Menyuguhkan Entertainment Dari Drifting

      28 November 2019

      Mitsubishi Sediakan Fasilitas Pengisian Daya Listrik Di Plaza Senayan

      28 November 2019

      Ini Cara baru Mitsubishi Indonesia Memuaskan Konsumennya

      26 November 2019

      Eksoskeleton: Membuat si Lumpuh Normal Lagi

      Edisi No. 36 Tahun VIII

      Baterai ‘Isi Ulang Instan’ untuk Mobil Listrik

      Edisi No. 35 Tahun VIII

      BBM ‘Hijau’ untuk Pesawat

      Edisi No. 32 Tahun VIII

      Jam Tangan Pintar dari Depok

      Edisi No. 31 Tahun VIII

  • Art
      • Theater   ›
      • Cinema   ›
      • Art   ›

      Dua Lakon yang Indah dan Kocak

      Edisi No. 15 Tahun IV

      Ratapan dan Tawa Kalangan Proletar

      Edisi No. 10 Tahun IV

      Potret Orang Pinggiran

      Edisi No. 8 Tahun IV

      Ketika Siluman Jadi Manusia, Manusia Jadi …

      Edisi No. 7 Tahun IV

      Kisah Nyata Tujuh Anak Yatim

      Edisi No. 26 Tahun VIII

      Pembuka yang Kurang Gereget dari Disney

      Edisi No. 05 Tahun VIII

      Europe on Screen (EOS) Hadir Kembali

      2 April 2019

      Efek CGI Paling Nendang

      Edisi No. 52 Tahun VII

      Abstrak ala Indonesia

      Edisi No. 21 Tahun VII

      Bukan untuk Dinikmati secara Estetis Saja

      Edisi No. 13 Tahun VII

      Keabadian Cat Air di Atas Kanvas

      Edisi No. 11 Tahun VII

      Konsistensi Sanggar Kambodja Bali

      Edisi No. 10 Tahun VII

  • Global
      • Global   ›

      Amerika di Ambang Resesi?

      Edisi No. 37 Tahun VIII

      Eropa dalam Ancaman

      Edisi No. 36 Tahun VIII

      Brexit Kian Rumit

      Edisi No. 35 Tahun VIII

      Perempuan Kian Merdeka

      Edisi No. 34 Tahun VIII

  • EDISI PEKAN INI
  • Home
  • Analysis

Republik Buzzer

Analysis Edisi No. 23 Tahun VIII || 5 Ags 2019 - 11 Ags 2019 Sindo Weekly
space banner
  • Republik Buzzer

    Republik Buzzer

Buzzer lewat wahana follower-nya mampu mengonstruksi opini baru, bahkan melawan opini lama yang telah kokoh diterima. Pengetahuan tentang bumi bulat, pentingnya vaksin, maupun manfaat telur bagi kesehatan goyah oleh mekanisme ini.

Dalam tulisan itu dideskripsikan kedahsyatan 30 orang yang dinilai the greatest dalam memanfaatkan detik-detik terakhir laga bola basket. Buzzer beater adalah konsep yang menjelaskan tentang pemain yang berhasil menciptakan momen memasukkan bola ke jaring lawan di saat hampir bersamaan dengan detik terakhir permainan. Seringkali pula, momen itu terjadi saat bola masih melayang, sedangkan buzz sudah berbunyi. Bagian ini pula sering jadi adegan paling dramatis ketika pertandingan bola basket jadi latar sebuah film. Biasanya, antara tim yang tak terkalahkan vs kelompok pebasket yang tak diunggulkan.

Tak hendak beralih pada urusan perbasketan ketika membahas buzzer dalam tulisan ini, perkembangan teknologi digital, dalam keniscayaannya, diiringi adanya problematika kultural. Salah satunya disumbangkan oleh keberadaan buzzer itu. Namun demikian, harus diterima bahwa buzzer telah jadi realitas terberi dalam praktik ekonomi maupun politik.

Dalam menjalankan peran komunikasinya, posisi buzzer tak jarang disandingkan dengan influencer maupun endorser. Ketiganya tampak mirip, tetapi beda peran. Influencer adalah pemilik akun dan pelaku komunikasi digital yang cukup kerap dibahas. Ia bekerja dengan memanfaatkan media sosial untuk membangun pengaruh pada khalayak sasarannya. Ukuran kinerja influencer kerap diukur dari jumlah dan karakteristik unik dari para follower-nya. Itu jadi bagian terpenting dari influencer. Sesuai sebutannya, orang dengan profesi influencer wajib punya kemampuan komunikasi yang dapat memengaruhi jalan pikiran target pesannya. Dalam kerjanya, influencer secara bertahap membangun opini. Biasanya mereka akan menyampaikan pengenalan adanya masalah, penyajian data, dan bukti-bukti penunjang, hingga menyusun tawaran solusi. Dalam dunia konvensional, seorang agen asuransi, motivator maupun para sales, dapat disejajarkan dengan influencer. Influencer yang berhasil, diukur dari mobilisasi opini. Kinerja ini mengesankan adanya dukungan dari banyak pihak.

Tingkat lebih lanjut dari influencer adalah profesi yang disebut dengan endorser. Jumlah dan karakteristik follower merupakan hal generik yang harus dimiliki profesi ini. Namun, yang jadi tuntutan utama pada endorser adalah kemampuannya mengulas dan menilai suatu produk, bisa barang komersial, jasa, personal politik, konsep, pengalaman, memorabilia, tempat (destinasi) maupun peristiwa. Segala sesuatu dapat melibatkan endorser, sepanjang memiliki nilai. Dari ulasan dan penilaian endorser, calon pemakai jadi paham posisi produk. Mereka lebih mudah dalam mengambil keputusan. Peran endorser berupa “restu” yang diberikannya pada produk.

Varian ketiga dari 2 jenis komunikator digital di atas adalah pelaku yang populer disebut sebagai buzzer. Buzzer juga merupakan pemilik akun media sosial dengan jumlah follower banyak. Akibat jumlah follower-nya yang banyak, pendapat yang disuarakannya jadi bergema, “nge-buzz”. Awet sebagai dengungan, sesuai namanya. Maka, jika disistematisasi, buzzer mengedarkan satu pendapat kepada banyak follower. Akibat peredaran itu tak jarang pendapat mengalami pengulangan dan beredar lebih luas di antara para follower-nya follower. Terbentuklah jejaring pendapat yang senada. Maka tak heran, sebuah pendapat akan beredar luas dan lama di jagat media sosial. Dalam keadaan yang terus berlanjut terlihat jelas peran buzzer, secara tak langsung, mengonstruksi sebuah realitas. Tampak terdengar artifisial, tetapi prosesnya alamiah. Hasil akhir yang dirasakan adalah ruang kebenaran diwarnai oleh luas dan banyaknya peredaran pendapat itu.

Secara ringkas, influencer, endorser, maupun buzzer sama-sama merupakan anasir dari fabrikasi opini. Ini mestinya sahih dijadikan sebagai sandaran kebenaran, terutama ketika didukung luasnya opini senada. Jika pun di antara ketiganya terdapat perbedaan cara kerja, lebih terlihat pada karakteristik pendekatan yang dijalankan. Endorser maupun influencer menjalankan pendekatan kerja kualitatif: berupa tindakan bermakna yang mendalam, meskipun keduanya tetap mengacu pada jumlah follower. Sementara, buzzer tampak menggunakan pendekatan kerja kuantitatif. Sifat pekerjaan buzzer mengandalkan jumlah: jumlah pesan yang diedarkan, maupun jumlah follower yang meneruskan pendapat. Dari kerja kualitatif maupun kuantitatif ini, realitas pun “terbentuk”. Maka hukum yang kemudian berlaku: makin masif sokongan terhadap suatu realitas, makin benar realitas itu. Tak peduli walaupun realitas hanya sebatas kesan yang ditimbulkan oleh pendapat senada banyak pihak.

Dalam pembahasan terkait komunikator digital ini kemudian kesan memperoleh perhatian dan garis tebal. Kesan memegang kendali penting, terlebih ketika dikaitkan dengan era yang berlaku. Sebagaimana sering disinggung, era realitas aktual jadi kabur oleh peran komunikator digital. Keberadaannya digeser jadi realitas post-truth—suatu realitas yang berkembang manakala kebenaran tak lagi taat pada substansi kebenaran itu sendiri, tetapi pada luasnya dukungan terhadap sesuatu yang dianggap benar. Kesan inilah yang akhirnya digunakan sebagai patokan kebenaran. Sesuatu yang tampak didukung dan luas diterima, akhirnya diringkas sebagai kebenaran.

Maka, tak mengherankan dalam meraih dominasi ekonomi-politik, pikiran pertama yang muncul alih-alih pada pengetahuan bersaing yang lazim. Pikiran pertama para operator ekonomi -politik hari ini berupa pengerahan komunikator digital. Mereka yang dikerahkan utamanya para buzzer. Buzzer lewat wahana follower-nya mampu mengonstruksi opini baru, bahkan melawan opini lama yang telah kokoh diterima. Pengetahuan tentang bumi bulat, pentingnya vaksin, maupun manfaat telur bagi kesehatan goyah oleh mekanisme ini. Kerja buzzer layaknya hempasan air pada kokohnya karang di tengah samudra. Konsistensi sapuan pada titik yang sama lambat laun merontokkan kekokohan. Sesuai prinsip agitasi: kebohongan yang dinyatakan terus-menerus akan diterima sebagai kebenaran pada akhirnya. Daya besar yang konsisten bakal mengubah kuatnya pendapat. Begitu yang berlaku.

Hal ini berbeda dengan influencer maupun endorser. Mereka memerlukan waktu yang lebih panjang untuk mencapai hasilnya. Keharusan membangun kerja yang berciri kualitatif menimbulkan adanya kompleksitas tambahan, seperti dalam menentukan influencer maupun endorser yang punya karakteristik follower sesuai dengan opini yang hendak dibangun. Demikian pula perlu strategi pesan yang sesuai dengan karakteristik follower. Karenanya, jika yang diharapkan adalah kecepatan hasil, pelibatan buzzer dapat ditempuh sebagai jalan pintas.

Maka, dalam penelusuran seksama: berbagai produk ekonomi maupun politik yang beredar di tengah masyarakat yang intensif memanfaatkan medium digital tak akan lepas dari peran buzzer. Demikian pun dengan produk yang tak jadi masuk arena. Asumsinya, produk yang beredar telah melewati mekanisme “pengujian kebenaran” untuk layak diterima. Maka produk yang beredar adalah produk yang telah dinyatakan benar. Sementara, yang tak jadi masuk ke tengah masyarakat akibat proses yang sebaliknya.

Maka, jadi persoalan besar saat suatu proses melibatkan buzzer. Profesi ini pada hakikatnya tak peduli pada kebenaran substansial. Tugas terpenting yang harus dijalankan adalah mendorong pendapat agar memperoleh dukungan. Besarnya dukungan adalah indikasi kebenaran yang dihasilkan. Substansinya, lain perkara. Maka tak heran, produk yang tampaknya layak beredar, termasuk produk ekonomi maupun politik, di tengah masyarakat hari ini tak jarang kinerjanya mengecewakan. Yang ditunjukkan berbeda dari yang beredar lewat medium komunikasi. Harapan yang terlanjur membesar terbentuk dari dukungan yang diproduksi para buzzer. Itukah yang sedang terjadi pada suatu Republik hari ini?

Berita Terkait

  • Artefak Teknologi dan Kerja Pikiran

    Artefak Teknologi dan Kerja Pikiran

    Edisi No. 23 Tahun VIII || 5 Ags 2019 - 11 Ags 2019

    Analysis
  • Cancel Culture dan Leburnya Batas Ruang-Waktu

    Cancel Culture dan Leburnya Batas...

    Edisi No. 23 Tahun VIII || 5 Ags 2019 - 11 Ags 2019

    Analysis
  • Dukung-mendukung Zaman Digital

    Dukung-mendukung Zaman Digital

    Edisi No. 23 Tahun VIII || 5 Ags 2019 - 11 Ags 2019

    Analysis

Komentar

Banner detail

Berita Terkini

Peluncuran Buku Perpustakaan Nasional RI :...

Jumat, 6 Desember 2019, 16:09 WIB

Siapkan Liburan dengan Portable Massager...

Jumat, 6 Desember 2019, 16:05 WIB

QL Cosmetic Sukses Helat Grand Final Make Up...

Kamis, 5 Desember 2019, 16:33 WIB

Telkomsel Akan Gelar The NextDev Summit 2019

Rabu, 4 Desember 2019, 17:52 WIB

Berita Terpopuler

Kopi pun Didigitalisasi

No. 50 Tahun VI

Nutrisi Penguat Padi

No.32 Tahun IV

Dari Model ke Dunia Peran

No. 50 Tahun VI

Jet Darat Masuk Tanah Air

No. 50 Tahun VI

Free Registration Form

Silakan masukan Email Anda untuk melihat berita lengkap

Atau login melalui:

Login Form

Silakan Log In dengan akun Anda untuk melihat berita secara lengkap

Atau login melalui:

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Cara Beriklan
  • Kerjasama Event
  • Sitemap
  • Kontak Kami

Copyright 2014 by Sindo Weekly Magazine - All Right Reserved.