Direktorat Jenderal Perkeretaapian ikut ambil bagian dengan meningkatkan konektivitas antar wilayah di Joglosemar dengan melakukan revitalisasi jaringan kereta api, pembangunan jaringan baru, serta meningkatkan kualitas jaringan yang sudah ada. Selain meningkatkan daya tarik wisata, pembangunan ini juga akan memperlancar arus barang dan mobilitas warga.
Peranan sektor pariwisata dalam perekonomian Indonesia kian hari kian meningkat. Pada 2014, kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian Indonesia mencapai sekitar 4 persen dari total perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini dua kali lipat menjadi 8 persen dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Ke depan, target itu akan terus ditingkatkan lagi mengingat bahwa sektor ini mampu mendorong perekonomian, pendapatan daerah, penyerapan tenaga kerja, dan sederet benefit yang lain.
Untuk mendorong kenaikan industri pariwisata itu, pemerintah mengembangkan serangkaian strategi, termasuk di dalamnya adalah dengan melakukan pengembangan destinasi wisata baru. Dalam konteks itu, Joglosemar (Jogjakarta, Solo, Semarang) kini tengah dikembangkan menjadi “The New Bali” alias “Bali Baru”, yakni sebuah kawasan yang memiliki daya tarik alam dan budaya.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, ikut aktif dalam upaya pengembangan destinasi baru ini dengan meningkatkan konektivitas di wilayah Joglosemar. “Pembangunan jalur KA di daerah Semarang, Solo dan Yogyakarta sangat penting dalam rangka mendukung konektivitas antar wilayah di Joglosemar,” kata Danto Restyawan, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, dalam Lokakarya FORUM Wartawan Perhubungan yang berlangsung di Bandara Yogyakarta Internasional Airport dengan tema, "Menjawab Tantangan Sektor Transportasi Tingkatkan Konektivitas Joglosemar, dua pekan lalu.
Danto menjelaskan, pada saat ini, ada enam proyek besar yang dilakukan oleh Ditjen Perkeretaapian Kemenhub untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah di Joglosemar. Keenam proyek itu adalah Reaktivasi Jalur KA menuju Pelabuhan Tanjung Mas ( Semarang), Pembangunan Jalur KA Bandara Adi Soemarmo (Solo), Elektrifikasi Jalur KA Yogyakarta – Solo, Pembangunan Jalur Kereta Api menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)Borobudur, Pembangunan Jalur KA Bandara Yogyakarta Internasional Airport, dan Pembangunan Jalur Ganda KA lintas Selatan Jawa (Kroya – Gombong – Kutoarjo, Solo – Kedungbanteng). Sebagian pekerjaan itu sekarang sedang dikerjakan, dan sebagian lagi sedang dalam tahap persiapan. Begini rinciannya.
Reaktivasi Jalur menuju Pelabuhan Tanjung Mas
Proyek ini meliputi pengaktifan kembali jalur sepanjang 2,6 kilometer. Jalur ini juga akan terkoneksi dengan jalur lintas utama double track lintas utara Pulau Jawa. Reaktivasi jalur ini dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Angkutan barang dari dan ke pelabuhan yang selama ini menggunakan truk akan dialihkan dengan menggunakan moda kereta api. Switching tersebut diharapkan akan mengurangi biaya logistik nasional karena tersedianya angkutan KA yang lebih efektif dan efisien.
Penertiban lahan sudah dilakukan sejak 2015 hingga 2017. Konstruksinya jaringan sepanjang 2,15 km sudah selesai pada 2017. Saat ini masih tersisa 450 meter yang belum konstruksi karena kendala kesiapan/penertiban lahan. Kementerian Perhubungan menargetkan pengoperasian jaringan ini pada 2020.
Pembangunan Jalur KA Bandara Adi Soemarmo
Pembangunan jaringan Kereta Api Akses Bandara Adi Soemarmo sepanjang 13,5 Km yang menghubungkan Kota Solo dengan Bandara Internasional Adi Soemarmo yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018. Penyediaan transportasi massal yang hemat energi serta ramah lingkungan ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas dan kerusakan jalan raya. Targetnya, pada September 2019, jalur ini sudah dapat dilalui kereta api. Per 1 Juli, progres pekerjaan proyek ini telah mencapai 81,3 persen.
Elektrifikasi Jalur KA Yogyakarta–Solo
Elektrifikasi jalur ganda KA antara Yogyakarta–Solo sepanjang 59,3 km dilakukan untuk mengembangkan angkutan massal perkotaan (komuter). Dengan elektrifikasi ini, jalur Solo-Yogya akan dapat dilayani dengan kereta rel listrik (KRL) yang efektif dan ramah lingkungan. Diharapkan, jalur Yogyakarta-Klaten sudah bisa dilayani dengan KRL pada akhir 2019, sementara pengoperasian KRL di jalur Klaten-Solo Balapan menyusul pada tahun 2020.
Pembangunan Jalur Kereta Api menuju KSPN Borobudur
Pembangunan jalur KA menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Candi Borobudur dilakukan melalui reaktivasi jalur KA Patukan–Magelang sepanjang 40,9 km dan penambahan akses menuju kawasan wisata Borobudur sepanjang 7,5 km berupa jalur ganda. Jalur ini nantinya akan terkoneksi dengan lintas utama double track lintas selatan Pulau Jawa.
Pengaktifan kembali jalur ini dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, meningkatkan ekonomi wilayah dan kesejahteraan masyarakat sekitar daerah pembangunan, serta peningkatan kapasitas pelayanan dan mobilitas orang dan barang.
Studi kelayakan dan pembuatan Modul Perencanaan Konstruksi (SID) jalur KA menuju KSPN Borobudur ini telah selesai pada 2018. Sementara, Detail Engineering Design (DED) Jalur KA menuju KSPN Borobudur dan sekitarnya telah selesai pada 2019. Pada tahun depan, kegiatan akan dilanjutkan dengan penyusunan dokumen AMDAL, Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP), DED lanjutan untuk Jembatan, Fasilitas Operasi dan Stasiun dilaksanakan pada 2020-2021.
Pembangunan Jalur KA Bandara YIA
Pembangunan jalur KA menuju Bandara Yogyakarta Baru (Kulonprogo) sepanjang 5,7 Km dengan konstruksi kombinasi elevated dan at grade. Jalur ini akan terkoneksi dengan lintas utama double track lintas selatan Pulau Jawa. Dalam jangka panjang, jalur ini juga akan dikembangkan dengan elektrifikasi dan tersambung dengan listrik aliran atas lintas Kutoarjo–Yogyakarta–Solo. Jalur ini ditargetkan untuk dapat beroperasi pada 2021.
Pembangunan Jalur Ganda KA lintas Selatan Jawa
Proyek ini meliputi pembangunan double track jalur Purwokerto-Kroya(27 km), Kroya–Kutoarjo (76 km), Kutoarjo-Jogja–Solo (124 km), Solo–Madiun–Jombang (174 km).
Pembangunan Jalur Ganda KA antara Kroya-Kutoarjo (MYC 2017-2019) sepanjang 76 km terdiri dari segmen Gombong- Kutoarjo dan segmen Kroya–Gombong meliputi pekerjaan track, jembatan, terowongan dan fasilitas operasi. Per 1 Juli, pengerjaan di segmen Gombong-Kutoarjo telah mencapai 76,8 persen, sedangkan segmen Kroya–Gombong selesai 80,9 persen. Ditargetkan, pekerjaan akan selesai pada akhir 2019.
Sementara itu, pembangunan jalur ganda KA antara Solo–Kedungbanteng (Ngawi) sepanjang 42 km (termasuk pembangunan 7 unit stasiun dan modernisasi persinyalan) telah mendekati penyelesaian. Per 1 Juli, pengerjaan pembangunan rel ganda di jalur ini telah mencapai 99,5 persen. Bahkan, segmen Palur-Kedungbanteng (34 Km) telah dioperasikan sejak Maret 2019. Sedangkan segmen Solo–Palur ditargetkan dapat beroperasi pada Juli 2019. Dengan demikian, pada Agustus 2019 nanti, rel ganda Solo-Kedungbanteng ini sudah dapat dioperasikan sepenuhnya.